Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

DIRGAHAYU BANGSAKU!

Sedikit coretan pengalaman serta permenungan pribadi dalam rangka HUT RI ke 67. Mari bagi yg berkenan, silahkan dibca. hehehe: Sebentar lagi dalam hitungan jam saja, bangsa Indonesia akan segera memasuki hari ulang tahun kemerdekaannya yang ke 67. Seiring dengan bertambahnya usia bangsa ini, banyak warga negara yang merayakan kemerdekaan bangsa ini dengan hujatan kepada pemerintah dan wakil rakyat yang kian korup dan tidak bisa memperjuangkan kemerdekaan bangsa yang benar-benar merdeka. Seolah hopeless, "siapa pun yang bakal jadi pemimpin, toh bakal begitu-begitu saja!" dalam sebuah kesempatan, saya mengikuti sebuah Seminar Nasional yang bertemakan "Malunya jadi orang Indonesia". dalam salah satu sesi, Butet Karteradjasa (tokoh budayawan Nasional) yang terkenal juga dalam program Televisi "Sentilan-Sentilun" yang tayang di MetroTV-- memberikan materi diskusi dengan judul "Menunda Pembusukan melalui tindakan Kecil". saat itu Pdt. Yahya Wi...

Hidup dalam Kebenaran

Sebuah upaya pemahaman akan dinamika hubungan antara seorang Penatua dengan Gayus, serta semangat yang perlu dipupuk pada gereja masa kini. Pendahuluan Bagi kebanyakan orang, membaca teks “Salam” dari sebuah surat dalam Alkitab merupakan hal yang tidak terlalu penting atau bila perlu langsung dilewatkan saja kepada bagian intinya, namun sebenarnya dengan membaca bagian ini kita dapat menemukan informasi penting mengenai keberadaan penulis dan seperti apa atau bagaimana dengan pihak (individu/kelompok) yang dituju. Sebagai sebuah teks yang berbentuk surat, terdapat pula jenis dari surat tersebut. Ada yang merupakan surat pribadi kepada pribadi lain, kelompok ke kelompok lain, surat rahasia, ataupun surat umum yang terbuka bagi khalayak publik. Isi yang tercantum di dalamnya pun akan bergantung pada sepeti apa/jenis apa surat tersebut. Apabila surat tersebut adalah surat pribadi, maka bahasa dan konten yang dimasukan pun akan mengikuti jenisnya. Tentunya ketika sebuah s...

Mempertanyakan Allah di tengah Penderitaan

Sebuah uraian dan refleksi teologis atas ‘penderitaan’ umat Pilihan Allah serta tindak lanjutnya sebagai umat yang hidup pada zaman ini. Pendahuluan Maromak La Toba! [1] , Gusti ora Sare (Tuhan tidak pernah tidur!) sebuah ungkapan klasik yang menjadi dasar teologi yang saya anut sejak dulu. Ketika dalam keadaan sukacita dan bahagia dalam sebuah kemujuran atau nasib baik, kita pun akan dengan mudah mengucapkan ungkapan “Ya! Benar, Tuhan tidak pernah tidur! Ia akan selalu memperhatikan anak-anaknya.” Begitu pula pada saat kondisi malang dan menderita, dengan ratap pun kita akan terus menerus minta pertolongan dengan kepercayaan bahwa Tuhan pun tidak pernah tidur. Dalam paper singkat ini, saya tertarik untuk mengambil tema penderitaan yang menjadi center atau sorotan utama dalam pembahasan dan refleksi teologis saya nantinya. Untuk lebih spesifiknya, sorotan kali ini akan tertuju pada bangsa Israel (baca: Yahudi) sebagai umat perjanjian Allah serta yang menjadi titik pijak Perja...

Berbahagialah Kamu!

( sebuah tafsiran dari ucapan bahagia Yesus dalam seri Khotbah di Bukit kitab Matius 5:1-12) Pendahuluan Dalam paper singkat kali ini, saya memilih Ucapan Bahagia yang diucapkan oleh Yesus dalam seri khotbah di bukit yang dimuat dalam Injil Matius 5:1-12. Di dalamnya saya membahas perikop ini berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika saya membaca perikop tersebut secara lebih cermat ( close reading ). Metode tafsir yang saya gunakan dalam paper ini akan mengarah kepada metode tafsir Kritik Bentuk, dimana saya akan mengamati jenis dan kedudukan teks dalam kehidupan. Selain itu juga tidak menutup kemungkinan ada model tafsir lain yang saya pakai apabila menemukan sesuatu yang menarik di dalamnya. Tafsiran kali ini saya mencoba mengulasnya ayat demi ayat. Khotbah di Bukit 5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengaj...