Langsung ke konten utama

Aviation Lover. "Kayak anak-anak aja lu!"

Biar kurakit pesawatku
Rentangkan pelan dua sayapnya

Nyalakan sumbunya hingga terpercik api menari
Lepaskan pengaitnya relakan pergi ke arah bulan

Pesawatku terbang ke bulan
Pesawatku terbang ke bulan

Itulah sepenggal lagu "Pesawatku" yang dipopulerkan oleh Memes di tahun 1997. Itu adalah salah satu lagu favorit saya pada saat masih kecil :). Ngomong-ngomong soal pesawat, kali ini saya mau menulis tentang hobby saya yang rada aneh bagi segelintir orang, yaitu mengamati pesawat terbang. Ya, ini adalah salah satu hobi saya yang paling dominan dalam kehidupan saya selain makan!
Banyak respon positif, tapi tidak sedikit yang memberi komentar aneh. "Kenapa sih kamu suka lihatin pesawat? Kayak anak-anak aja lu!" Kira-kira begitulah garis besar respon dari orang-orang tentang hobi ini. Hobi yang saya maksud adalah mengamati pesawat-pesawat terbang (pesawat penumpang) baik saat sedang mengudara, proses landing dan take off, mengoleksi gambar-gambar pesawat sebanyak-banyaknya, menonton video-video penerbangan di internet, sampai follow ratusan akun pribadi mbak-mbak pramugari di instagram.  Bagi saya, aktivitas ini sungguh menyenangkan dan bisa menjadi sarana melepas penat atau kejenuhan.

Hobi ini bermula sejak saya masih kecil. Saya lahir dan besar di Atambua, sebuah kota kecil di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Letak pulau Timor yang berdekatan dengan Australia Utara membuat kami bisa melihat lalu lintas udara dari Australia ke negara-negara tetangga. Hanya saja, lalu lintas penerbangan tersebut hanya bisa saya amati dari jauh! Maklum, saat tengah melintasi langit Atambua, pesawat tersebut sudah berada di ketinggian maksimum pesawat penumpang (+/- 30.000-40.000 kaki di atas permukaan laut). Tapi jangan salah, kita masih bisa dengan sangat jelas pesawat tersebut, melihat kerlap kerlip lampu pesawat dan melihat asap yang berbentuk 2 buah garis simetris mengikuti jejak jalur pesawat! Bahkan dulu waktu masih kecil, tidak jarang saya masih bisa mendengar bunyi mesin pesawat yang hampir tidak terdengar di telinga. Wow! Itulah kepuasan terbesar ketika bisa mengamati lalu lintas pesawat di langit Atambua. Setiap kali mengamati jejak pesawat yang hanya terlihat seperti titik berjalan, imajinasi seorang anak juga ikut terbang bersama dengan sang pesawat yang sedang di amati. Tidak jarang saya membayangkan suasana kabin, pilot, penumpang, dan pramugari yang sedang bertugas. Bagi saya, itu keren sekali!!!!!!!

Jangan menyangka kalau di Atambua terdapat bandar udara yang aktif. Sewaktu saya masih kecil, bandar udara Haliwen yang berada di Atambua hanyalah sebuah bandara perintis yang sangat jarang di darati oleh pesawat. Kalau pun ada pendaratan, sudah pasti itu adalah pesawat militer atau pesawat sewaan jika ada tamu-tamu penting yang berkunjung ke Atambua. (FYI, saat ini bandar udara Haliwen sudah menjadi bandara aktif yang melayani penerbangan perintis setiap hari. Maskapai yang melayani penerbangan ke Atambua: Susi Air, Wings Air, Merpati, TransNusa, Garuda Indonesia*). Atas dasar inilah, di mata saya pesawat adalah barang langka untuk di nikmati secara keseluruhan. Memang benar bahwa saya bisa mengamati pesawat terbang secara lebih dekat, akan tetapi itu hanya bisa saya dapati jika berkunjung ke Kupang (6-7 Jam perjalanan dari Atambua).

Saya selalu berharap suatu saat saya bisa menaiki pesawat penumpang yang besar dan nyaman tersebut. Dulu yang namanya tiket pesawat itu adalah barang langka yang sangat mahaal! Beda dengan zaman sekarang yang cuma bayar Rp. 0,- sudah bisa ke Singapore tinggal bayar airportax aja. Huhu.. Yang bikin saya tambah pengen gilak naik pesawat itu karena kalau bapak lagi ada tugas ke luar pulau dan harus naik pesawat, pasti setiap kali pulang ke rumah, beliau selalu membawa beberapa makanan dan minuman yang dibagikan kepada penumpang secara cuma-cuma. Ada juga berbagai aksesoris lainnya yang bikin saya tambah ngebet naik pesawat. Hahaha. *Maklum orang kampung*

Sampailah saya bisa naik pesawat pertama kali saat kelas 4 SD dari Kupang (KOE) ke Denpasar (DPS). Waktu itu saya dapat discount karena umur belum sampai (berapa saya lupa) sehingga mendapat potongan setengah harga! Beli tiketpun harus pake fotokopi raport SD untuk membuktikan umur saya yang masih segitu. Hahaha! Beda banget dengan sekarang yaa... Singkat cerita naiklah saya ke pesawat Merpati Nusantara Airlines Boeing 737-300 yang masih mulus dengan warna putih hijau dan tosca nya yang elegant. Woow! Sensasi pertama yang tidak bisa dilupakan. LOL. Dapat makan, minum, serta mbak-mbak pramugari yang cantik2 dan ramah. uwuwu...

Setelah pengalaman pertama tersebut, saya menjadi tambah suka dengan pesawat. Setiap kali mendengar bunyi gemuruh pesawat, mungkin saja orang lain merasa terganggu tapi tidak bagi saya. Saya akan segera keluar mencari asal bunyi tersebut. lol. Mengamati pesawat adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya. Selain itu, saya jadi lebih sering naik pesawat udara ke berbagai tempat. Apalagi ketika sekarang sudah kuliah di Jogja. Entah sengaja atau tidak, saya sudah pernah menggunakan hampir semua maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia. Mulai dari Merpati Airlines, Lion Air, Batavia Air, Mandala Air, Sriwijaya, dan Garuda Indonesia. Pesawatnya pun mulai dari yang kecil dan bikin jantung mau copot (Merpati Cassa C 212, kapasitas 20 penumpang), Pesawat Boeing 737 berbagai seri, Airbus 320, dan lainnya. Saya bisa dengan cepat mengenali jenis pesawat bahkan ketika melihatnya dari jauh saya, sudah bisa menebak apakah ini pesawat Boeing atau Airbus. lol. *gak penting, abaikan, nyampah

Tidak pernah terpikir oleh saya untuk mencoba berbagai jenis pesawat tersebut. Pengalaman yang paling menyenangkan lainnya adalah bisa menggunakan 2 jenis pesawat jumbo jet sekaligus saat melakukan penerbangan ke negeri Sakura. Saat itu dalam penerbangan selama 7,5 jam di udara, saya menggunakan pesawat Boeing 777-300ER milik Garuda Indonesia dengan kapasitas penumpang 305-550 orang penumpang. Wow, bayangkan saja bagaimana besarnya pesawat itu! Bagi anak kampung kayak saya sih itu wow pake banget. Hehe... Itu pesawat jenis yang sama dengan Malaysia Airlines MH370 yang hilang di samudera pasific hingga kini. Sedangkan saat kembali ke tanah air menggunkan jumbo jet dari Airbus 330-300 milik Garuda Indonesia. Pengalaman yang sungguh menyenangkan! *Saya akan menulis lebih jauh tentang pengalaman ke negeri Sakura ini dalam sequel yang berbeda*

Over all, kecintaan saya kepada pesawat tidak pernah pudar. lol. Kalau lagi setress pasti saya nongkrong di Bandara. Iya bandara! Bukan untuk ke luar kota loh ya, cuma untuk mantengin pesawat! Geje gak tuh? Hahaha. Ada lagi pas mau ujian matakuliah yang susah, tak jarang saya akan belajar di Bandara! Gilaa? Iya sih, tapi emang lebih cepet masuknya kalo belajar sambil liatin pesawat. *Sekalian buat kos-kosan di ujung landasan -___-

Sudah dulu ya curhat dan nyampahnya.

Salam hangat...
Addy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Pakai Tangan Kiri Anda! Itu Contoh yang TIDAK LAYAK (?)

Halo temans, saya kembali lagi dengan tulisan barul Kali ini mengenai kebiasaan seseorang menggunakan tangan kirinya sebagai tangan utama untuk beraktivitas. Seringkali kita mengenal kebiasaan ini dengan istilah kidal/left handed.  *** Ps: Untuk membatasi lingkup tulisan ini, saya tidak akan membahas isu ini ke dalam bahasan agama tertentu. Indonesia adalah salah satu negara yang masyarakatnya cukup memegang kuat budaya atau kearifan lokalnya, salah satunya adalah budaya penghormatan kepada orang lain. Terdapat manners khusus untuk bersikap, merespon, berterimakasih, bahkan beraktivitas (sekalipun aktivitas tersebut dilakukan untuk diri sendiri, tanpa bermaksud menyinggung orang lain). To be honest, I am the person who usually use my left hand for many activities! I am left handed. So here is my perspective.   Temans, menjadi orang kidal di Indonesia seringkali mendapat perlakuan yang diskriminatif. Jika anda yang sedang membaca artikel ini juga kidal,...

Berbahagialah Kamu!

( sebuah tafsiran dari ucapan bahagia Yesus dalam seri Khotbah di Bukit kitab Matius 5:1-12) Pendahuluan Dalam paper singkat kali ini, saya memilih Ucapan Bahagia yang diucapkan oleh Yesus dalam seri khotbah di bukit yang dimuat dalam Injil Matius 5:1-12. Di dalamnya saya membahas perikop ini berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika saya membaca perikop tersebut secara lebih cermat ( close reading ). Metode tafsir yang saya gunakan dalam paper ini akan mengarah kepada metode tafsir Kritik Bentuk, dimana saya akan mengamati jenis dan kedudukan teks dalam kehidupan. Selain itu juga tidak menutup kemungkinan ada model tafsir lain yang saya pakai apabila menemukan sesuatu yang menarik di dalamnya. Tafsiran kali ini saya mencoba mengulasnya ayat demi ayat. Khotbah di Bukit 5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengaj...

Backpacker ke Singapura Sendirian II

Touch Down! Akhirnya mendarat juga di Changi International Airport! Bandara ini dinobatkan sebagai bandara terbaik di dunia lohh! Yap, bener banget. Saya sudah buktikan sendiri kalau ini emang bandara terbaik di dunia. Fasilitas di bandara memang sangat lengkap dan terkesan tidak lagi di bandara melainkan di mall-mall besar gitu. Yang paling saya suka adalah adanya kursi pijat di sisi bandara yang dapat digunakan secara gratis. Kebayang deh kalau fasilitas-fasilitas itu ada di Indonesia, pasti pada ngantri untuk dipijat gratisan. Hahaha. Kabarnya di Changi ada bioskop bagi penumpang yang transit lama atau harus menunggu penerbangannya dalam waktu yang cukup lama. Kabar baiknya, fasilitas bioskop juga di berikan secara cuma-cuma alias GRATIS kepada semua penumpang yang berada di Changi. Ooppss.. mending kita gak usah banding-bandingin dengan bandara-bandara di Indonesia deh. Itu semua masih urusan PT. Angkasa Pura I & II.  Setelah mengisi form imigrasi dari Pemerintah Singapo...