Touch Down! Akhirnya mendarat juga di Changi International Airport! Bandara ini dinobatkan sebagai bandara terbaik di dunia lohh! Yap, bener banget. Saya sudah buktikan sendiri kalau ini emang bandara terbaik di dunia. Fasilitas di bandara memang sangat lengkap dan terkesan tidak lagi di bandara melainkan di mall-mall besar gitu. Yang paling saya suka adalah adanya kursi pijat di sisi bandara yang dapat digunakan secara gratis. Kebayang deh kalau fasilitas-fasilitas itu ada di Indonesia, pasti pada ngantri untuk dipijat gratisan. Hahaha. Kabarnya di Changi ada bioskop bagi penumpang yang transit lama atau harus menunggu penerbangannya dalam waktu yang cukup lama. Kabar baiknya, fasilitas bioskop juga di berikan secara cuma-cuma alias GRATIS kepada semua penumpang yang berada di Changi. Ooppss.. mending kita gak usah banding-bandingin dengan bandara-bandara di Indonesia deh. Itu semua masih urusan PT. Angkasa Pura I & II.
Setelah mengisi form imigrasi dari Pemerintah Singapore, saya pun mengantri untuk di cap passpornya. Selesai di cap, saya segera mengambil brosur-brosur yang di sediakan secara gratis bagi pendatang di Singapore. Isinya berupa peta Singapore, penawaran-penawaran wisata, dan yang terpenting adalah peta dan rute MRT! Walaupun sudah mengambil banyak brosur dan mengambil waktu untuk membaca dengan seksama, saya merasa masih bingung untuk memulai perjalanan keluar dari bandara ini. Satu-satunya cara adalah bertanya kepada petugas dan I found the way!
Karena pesawat Air Asia berhenti di Terminal 1 bandara Changi, maka saya harus menaiki Sky Train untuk mencapai terminal 2 atau terminal 3 terlebih dahulu, karena stasiun MRT hanya ada di kedua terminal tersebut. Sky Train ada setiap 4 menit, jadi kita tidak perlu menunggu lama-lama tanpa kejelasan, di ruang tunggu Sky Train pun terdapat monitor yang selalu menghitung mundur waktu kedatangan Sky Train setiap 4 menit. Wooh, berasa banget saya orang kampung yang baru ngeliat Sky Train dan sistem menejerialnya yang oke punya. Mata saya berbinar-binar ketika naik Sky Train saudara-saudaraaaa. Hahaha
Setelah tiba di terminal 2, saya pun turun dan langsung mencari petunjuk menuju ke stasiun MRT. Rupanya stasiun MRT itu berada di bawah tanah loh (kampungan banget. hahaa). Saya pun mengantri di bagian kantor pembelian tiket untuk membeli kartu EZ Link, semacam kartu deposit untuk MRT dan kalau habis tinggal di isi lagi. Sebenarnya ada sih mesin ticket seperti mesin ATM gitu untuk MRT. Kita tinggal masukin uang dan memilih opsi rute perjalanan, keluar deh tiketnya. Namun pas saya baca info dari teman-teman backpacker yang udah pernah ke Singapore, katanya lebih hemat kalau pakai EZ Link. Okelah, they've suggested me and I spend S$12 untuk 1 kartu dengan deposit awal S$7 (7 singapore dollar). OMG, I though that was pretty expensive for public transportation. Tapi ya sutralah, sape suruh ke negara yang pake dollar! T_T
Baiklah! Mari kita mulai petualangan kita! Setelah melihat peta MRT, saya pun naik Green Line yang akan menuju ke Chinna Town, tempat hostel saya berada. Nah, menurut riset saya sebelum berangkat, kalau mau turun di tujuan yang berbeda warna rutenya, maka kita harus cari stasiun yang saling terhubung supaya bisa pindah kereta yang melewati tujuan kita. Berhubung saya akan ke Chinnatown, maka saya akan naik Green Line menuju Outram Park dan ganti kereta pakai Purple Line ke Chinnatown.
Di sinilah kecerobohan saya terbukti. Dengan pede nya saya naik kereta green line. Saat naik MRT saya melihat 5 orang Indonesia yang juga baru pertama kali datang ke Singapore, mereka berfoto-foto ria dan kelihatan juga mengaggumi akan MRT. Tapi yah karena saya solo traveler, paling cuma bergumam dalam hati aja deh. Hahaha. Pemberhentian pertama dari Changi adalah stasiun Expo. Rupanya ada beberapa penumpang yang turun dan ada juga yang naik. Kalau naik MRT, kita tidak usah takut tidak tahu stasiun apa yang sedang kita tuju karena di dalam board MRT selalu ada pengumuman suara tentang next station yang sedang kita tuju, serta peta interaktif yang memberi tanda dengan lampu berwarna merah pada peta stasiun selanjutnya.
Lagi asyik-asyiknya melamun, terdengarlah pengumuman "Next Station: Tanah Merah. This route will end in this station and... bla.. bla.. bla". Yang saya pikirkan saat itu adalah "di Singapore juga ada Tanah Merah ya? kirain di Atambua aja, hahaha". Nah saat kereta berhenti, rupanya ke 5 orang Indonesia itu pada keluar kereta. "Oh mungkin mereka mau ke daerah sini" pikirku dalam hati. Orang-orang yang telah menanti di stasiun pun segera naik ke kereta dan kereta pun segera berangkat ke stasiun selanjutanya. Tapi.. eh kog ada yang beda yaa? keretanya berjalan mundur kembali ke arah sebaliknya. Masih dalam kebingungan tiba-tiba dengar announcement: "Next station: Expo!" haaah? jadi kita akan kembali lagi ke Expo dan Changi? Gubrak dahh. bego amat saya ini! hahaha. Udah 2 terminal terlewati, eh musti balik lagi ke tempat awal. Tapi yah kesalahan itu kan awal pembelajaran biar gak salah lagi toh :D
Saat kembali ke Changi, rupanya semua orang turun di sini karena memang tujuan terakhirnya Changi. Nah, karena malu, saya pun sengaja pindah ke gerbong sebelah biar di kira baru naik juga. hahahaha. Karena sedikit panik, maka saya pun bertanya kepada seorang bapak-bapak Chinnese yang juga baru naik, kali aja dia turun juga di Chinnatown (ngarep :P). "Sorry sir, we are going to Tanah Merah, right?" tanya saya seadanya. "Oh sure! And where you wanna go after this?" sambil bapak-bapak itu nunjukin jari ke peta. "Im going to chinna town!" belum sampai saya mengakhiri penjelasan saya, bapak tersebut berkata "Dari Indonesia ya?" Yaelaaahh. Ternyata ente orang Indonesia juga to? Ckckck, jadilah bapak ini menjelaskan cara sampai ke tujuan saya menggunakan bahasa Indonesia. Rupanya kereta yang kami tumpangi ini hanya bolak balik dari Changi ke Tanah Merah begitu seterusnya. Selain dari itu, saya tinggal tunggu kereta yang lain menuju ke Outram Park lalu ganti lagi ke Chinnatown. Kedengarannya sih ribet ya? Tapi trust me! Ini gak seribet yang saya tuliskan. sangat mudah dan tidak memakan waktu yang lama untuk menunggu.
Oia, bapak tadi tanya sama saya "Menapa You berani datang ke Singapore sendirian? Tidak ngajak teman?" Saya cuma tersenyum ajalah, malas di jelaskan panjang lebar. Hahaha. Tapi bapak itu bilang kalau memang lebih asyik itu solo traveling karena kita tidak tergantung orang lain.
Okay. singkat cerita, saya sudah sampai di Chinnatown and "surpriseee!" Chinese bangettt (yaiyalah namanya juga Chinnatown). Lampion dan hiasan-hiasan orang China ada di mana-mana. Semua nuansa jadi merah dan keren! Banyak sekali hiasan-hiasan kuda-kudaan di sana, mulai dari yang kecil sampai yang besar! (belakangan baru saya mengerti kalau tahun ini adalah tahun kuda. wkwkw) Tapi yang buat saya takjub adalah terdengar sayup-sayup lagu natal di tengah keramaian tempat ini. Rupanya masih ada juga pohon-pohon natal dan hiasan-hiasan natal di tempat ini. "Ohh. its still Christmas in here :)" hati ini serasa mendadak menghangat, walaupun cuaca Singapore saat itu sedang rintik.
Mulai lah saya mencari hostel saya di Smith Street. Awalnya agak bingung karena tidak punya peta dan tidak bisa baca arah mata angin. Akhirnya saya pun mulai bertanya ke beberapa orang yang saya temui, tapi ternyata orang Singapore gak seramah yang saya bayangkan yah? hehehe. They prefer to stay away from stranger! Padahal kan saya orang baik-baik. Hadehh... Untunglah saya bertanya kepada mba-mba cantik yang lagi membersihkan jualannya. Mbak itu mengotak atik google maps dan memberi saya petunjuk. Rupanya tempatnya sangat dekat dari stasiun MRT. Hanya berjalan 3 menit udah ketemu.
Sesampai di Hostel, saya pun segera check in dan mendapatkan tempat tidur. Kesan pertama hostel ini sangat nyaman dan menyenangkan. Tapi rasa ngantuk menerpa dengan sangat dasyat. Saat itu pukul 13.00 waktu Singapore dan saya pun terlelap sebentar menyuplai kembali tenaga untuk berpetualang kembali.
bersambung dulu ya... :)
*UPDATE, Lanjutannya sudah terbit yaa. Silahkan lihat di sini!
cieeh... hahaha
BalasHapus@Diaz: Hahahaa... yok China yok. Hahaha
Hapusmana lanjutannya...?
BalasHapusDear Ervina. Maaf baru sempat membalas. Lanjutannya sudah saya buat ya.
HapusMaaf karena menggantung sangat lama. Salam!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus