Hallo semua, maaf banget selama ini menghilang dari dunia perhelatan blogger -_-" Alasannya sama dan klasik banget "sibuk". Hahahaha. Sibuk ngurusin kucing tetangga. Lol.
Kali ini saya mau berbagi cerita tentang pengalaman saya berlibur ke Singapore beberapa hari yang lalu. Awalnya gak pernah kepikiran mau liburan ke Singapore a.k.a Singapur, tapi karena beberapa pertimbangan, akhirnya saya memutuskan untuk berangkat ke negara Singa Air itu sendirian. Umm. It will be my very first time go abroad and I really really exciting! Sebenarnya ini bukan trip dadakan sih, tiket sudah di beli 2 bulan sebelum berangkat, so, siap ataupun tidak siap, harus tetap berangkat!
Bukan orang Indonesia kalau tidak mencari teman untuk jalan-jalan ke suatu tempat yang jauh. Yah, rasa-rasanya itu juga terjadi kepada saya (biar kalau kesasar bisa ada temannya :D). Awalnya sih saya sempat mengajak beberapa teman untuk bergabung, tapi semuanya menolak dengan banyak alasan. Ada yang bilang tidak punya uang, ada yang bilang bingung ngurus passpor, sampe ada yang beralasan belum pernah naik pesawa jadi takut kesasar. Hahaha. Saya pun mungkin akan berpikiran seperti mereka jika saat ini saya belum mengenal dunia backpacker terkhusus sebelum mengenal kanjeng Trinity, si mbahnya backpacker Indonesia (Peace). Yah, saya penggemar berat si mbah sejak tahun 2010 dan udah punya semua buku2 The Naked Traveler 1,2,3,4 minus buku versi Englishnya. (Ps: Kayaknya ke depan saya akan menulis cara mengurus passpor sendiri dengan cara yang mudah, hari gini masih pake calo? Sekarang buat passpor itu sangat mudah kog).
Oke back to topic, Satu pesan yang tetap saya pegang dari do'i adalah traveling itu tidak harus mahal dan harus punya jiwa petualangan yang tinggi, satu lagi: solo traveling itu menyenangkan kog. Itu sebabnya saya sudah ngumpulin nyali dan semangat sejak 2 bulan terakhir. Kalau bukan sekarang, kapan lagi coba? Tapi ya tetep aja, packing barang-barangnya tetep last minute alias keburu-buru. Hahaha, dasar procastinator ulung! Oia hampir lupa, saya berangkat dari Bandara International Ngurah Rai- Bali dan waktu flight saya adalah 06.50 WITA. Untuk itu saya berencana sudah siap di bandara jam 5 pagi!
Berhubung saya pakai Air Asia dan tidak beli extra bagasi maka backpack saya harus saya timbang terlebih dahulu untuk memastikan tidak melebihi 7 kilogram. Opps, mau nyari timbangan di mana coba udah malam? Untunglah emak mentor ku bersedia diganggu malam-malam untuk sekedar nimbang tas. Hahaha. Makasi yah makk :)
Well done! Semuanya sudah di packing dengan baik. Saatnya tidur karena besok bangun pagi. Haduh, rupanya susah juga ya tidur di saat seperti ini. Yang ada cuma gelisah mulu. (Bukan karena mau berangkat sih, tapi karena takut gak bisa bangun pagi. Ampuunn!).
Singkat cerita sudah pagi dan saya sudah tiba di Bandara jam 4.50 WITA di antar oleh kakak sepupu saya. Ini kali pertama saya akan menggunakan Bandara Ngurah Rai yang baru saja selesai di renovasi dan di resmikan beberapa bulan lalu. Bagus banget konsep bandaranya. Mewah, besar, canggih, rapih, nyaman, serasa saya bangga menjadi bagian dari negara ini. Eh lagi terkagum-kagum dengan bandara baru, saya di kejutkan dengan pemandangan yang tidak biasa. Terdapat antrean manusia yang sangat panjang! Yah sungguh amat panjang untuk kelas terminal penerbangan Internasional. Mulai dari pintu masuk X-Ray kita harus berbelok ke arah kanan gedung paling pojok untuk menuju counter check in sisi kiri gedung. "WHAT???" Bayangin aja tuh terminal Keberangkatan Internasional 7seluas itu, kita ngantrinya juga sepanjang gedung itu! Rupanya bandara telah mengalami gangguan listrik yang membuat seluruh sistem down! "Aje gileee" Bayangin aja tuh, pagi itu ada sekitar 4 penerbangan pertama ke luar negeri dan hanya 4 konter check in yang di buka! Saya harus berdiri 2 jam untuk check in sodara-sodaraaa. Belum lagi harus lanjut urusan dengan imigrasi selanjutnya.
Syukurlah antrian check in di pecah menjadi 2 dan di prioritaskan sesuai dengan jam penerbangan. Nah selama ngantri, saya ngobrol dengan seorang cewe bule Australia yang akan ke Singapur untuk urusan bisnis, do'i menceritakan kekecewaannya pada bandara-bandara dan maskapai di Indonesia yang tidak bisa memberi kepastian jam yang benar-benar tepat. "Pasti aja ada delay" katanya menggunakan bahasa Inggris. Ada juga seorang bule dari Jerman yang komat kamit mengeluarkan sumpah serapah kepada pihak bandara yang sangat lambat mengurusi masalah kelistrikan (Rupanya insiden ini sudah terjadi dari kemarin pagi dan belum 6ada jalan keluar sampai hari itu).Yaelah, saya gak jadi deh bangga-banggain bandara baru ini. Secara, saya juga menjadi korban dari insiden kelistrikan tersebut. Berita-berita tentang Insiden Listrik Padam di bandara bisa di check di
http://m.tempo.co/read/news/2014/01/05/058542309/Listrik-Mati-Check-In-Bandara-Ngurah-Rai-Manual
Singkat cerita saya bisa naik pesawat juga! Walaupun delay, tapi its okay lahh. Penerbangan dari Bali ke Singapore memakan waktu tempuh 2 jam 35 menit. Pilot Indonesia Air Asia lumayan cooperatif dengan penumpang karena selalu memberikan anouncment mengenai kondisi cuaca di sekitar pesawat dan cuaca di bandara Changi sendiri. Pagi itu memang banyak turbalancy sih, tapi so far kami mendarat dengan mulus di Changi International Airport! And the journey just begin!
Bersambung dulu ya.. lanjutannya segera ;)
*UPDATE, Lanjutannya sudah terbit. Silahkan di cek di sini
*UPDATE, Lanjutannya sudah terbit. Silahkan di cek di sini
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapuswah asyiknya jalan-jalan ke singapore :D
BalasHapus